TUGAS SOFTSKILL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MAKALAH YANG TERKAIT
DENGAN PEMBINAAN KEBANGSAAN INDONESIA
TUGAS SOFTSKILL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH :
AGISTA PRATIWI
10213325
2EA14
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya juga mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun guna memperbaiki makalah selanjutnya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
Agista Pratiwi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………………………… ii
Pendahuluan
1. Latar
Belakang…………………………………………………… .......
1
2. Maksud
dan Tujuan…………………………………………………… 1
3. Ruang Lingkup ……………………………………………………….. 2
Pembahasan Pembinaan
Kebangsaan Indonesia
1. Hakikat Bangsa...……………………………………......................... 4
2. Teori Kebangsaan …………………………………………………... 5
3. Upaya pembinaan
Kebangsaan……………………………………… 8
Penutup
Kesimpulan…………………………………………………………....... 15
Saran……………………………………………………………………. 15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaannya setelah berjuang melawan para
penjajah berabad-abad lamanya. Pada era globalisasi saat ini, makna kemerdekaan
adalah mejadi mandiri secara total. Kapasitas kemandirian ini dapat dilihat
dari kemampuan negara tersebut membina keterbukaan dengan
bangsa-bangsa lain didunia, berdasarkan prinsip saling melengkapi atau
komplementasi, yang saling menguntungkan.
Pembinaan secara bahasa sendiri berarti proses, cara, perbuatan
membina (negara dsb); pembaharuan; penyempurnaan; usaha,
tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh
hasil yg lebih baik. Maka dari itu, martabat suatu bangsa sangat ditentukan
dari kemampuan bangsa tersebut membina pranata-pranata kehidupan yang memiliki
engaruh besar dalam membentuk karakter bangsa yang memiliki daya saing tinggi
dan berpikiran cerdas seperti pranata ekonomi dan pranata sosial-politik
Bangsa-bangsa di dunia saat ini yang menjadi penguasa kehidupan secara
gobal adalah bangsa-bangsa yang memiliki karakter tersebut di atas dengan
tingkat imajinasi dan kreativitas yang tanpa batas serta bermental robust atau
tahan banting.
Sebaliknya, tanpa karakter tersebut, bangsa tersebut tidak akan mampu
memberikan komplementasi yang berarti pada sistem sivilisasi global dan
memberikan peran pada sektor-sektor ekonomi yang bernilai tambah tinggi. Bangsa
yang demikian, walaupun sarat dengan sumber daya alam akan tergusur dan hanya
mampu mengembangkan sektor ekonomi dengan nilai tambah rendah, lingkungan yang
semakin rusak dan secara budaya akan terjajah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan saya dalam pembuatan makalah ini, adalah agar kita
dapat mengetahui apa yang dimaksud kebangsaan itu serta upaya pemerintah dalam
pembinaan kebangsaan indonesia.
RUANG LINGKUP MASALAH
Adapun ruang lingkup permasalahan yang
dibahas pada makalah kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Hakikat bangsa
2.
Teori kebangsaan
3.
Upaya mewujudkan paham bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
PENJELASAN PEMBINAAN KEBANGSAAN INDONESIA
Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi. Pembinaan dapat diartikan sebagai
upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga
keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar
sekolah,pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang
sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal
yang telah direncanakan. Pembinaan menurut para ahli yaitu:
a.
Poerwadarmita (1987).
Pembinaan adalah suatu
usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
b.
Menurut Thoha (1989).
Pembinaan adalah suatu
proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan
adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai
kemungkinan atas sesuatu.
c.
Menurut Widjaja (1988).
Pembinaan adalah suatu
proses atau pengembangan yang mencakup urutan – urutan pengertian, diawali
dengan mendirikan membutuhkan memellihara pertumbuhan tersebut yang disertai
usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan
dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu berasal dari sudut pembaharuan dan
berasal dari sudut pengawasan. Pembinaan yang berasal dari sudut pembaharuan
yaitu mengubah sesuatu menjadi yang baru dan memiliki nilai-nilai lebih baik
bagi kehidupan masa yang akan datang. Sedangkan pembinaan yang berasal dari
sudut pengawasan yaitu usaha untuk membuat sesuatu lebih sesuai dengan
kebutuhan yang telah direncanakan. Setelah semua pengertian pembinaan tersebut
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa “pembinaan Kebangsaan Indonesia” adalah
suatu sistem yang dibentuk untuk mengubah keadaan yang telah ada , dimana
keadaan ini berubah kearah yang lebih baik. Dengan adanya pembinaan kebangsaan
ini diharapkan bahwa seluruh bangsa Indonesia dapat bersaing dengan
Negara-negara lain.
HAKIKAT BANGSA
Pengertian Bangsa
Bangsa adalah
sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang memiliki persatuan
senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama, mitos
leluhur bersama. Pengertian bangsa menurut para ahli :
·
Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu
rakyat yang harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus
memilikim kemauan, keinginan untuk hidup menjadi satu.
·
Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter yang
tumbuh karena kesamaan nasib.
Unsur-unsur
Terbentuknya Bangsa
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa
terbentuk karena unsur atau faktor objektif tertentu yang membedakannya
dengan bangsa lain, seperti:
1. Unsur nasionalisme yaitu kesamaan keturunan.
2. wilayah
3. bahasa
4. Adat-istiadat
5. Kesamaan politik.
6. perasaan
7. agama
Menurut Joseph Stalin, unsur terbentuknya
bangsa adalah adanya:
1. Persamaan sejarah.
2. Persamaan cita-cita.
3. Kondisi objektif seperti bahasa, ras, agama, dan adat-istiadat.
TEORI KEBANGSAAN
1.
Teori Hans Kohn
Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa
yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara
dan kewarganegaraan.
2.
Teori kebangsaan Ernest Rehan
Hakikat bangsa atau ‘Nation’ ditinjau
secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie Francaise, prancis pada tahun
1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai berikut :
·
Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa,
suatu azas kerokhanian
·
Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas
yang besar
- Bahwa bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka kemudian menurut Rena bahwa bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi.
- Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa nya. Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa bangsa adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.
Lebih lanjut Ernest Renan menegaskan
bahwa factor – factor yang membentuk jiwa adalah sebagai berikut :
- Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau
- Suatu keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan di masa yang akan datang
Penderitaan – penderitaan bersama
sehingga kesemuanya itu merupakan :
“Le capital social”(suatu modal social )
bagi pembentukan dan pembinaan paham kebangsan. Kan tetapi yang terlebih
penting lagi adalah bukan apa berakar dimasa silam melainkan apa yang harus
dikembangkan dimasa yang akan dating. Hal ini memerlukan suatu Persetujuan
bersama pada waktu sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama disaat sekarang yang mengandung hasrat keinginan untuk
hidup bersama, dengan kesediaan untuk :
Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)
Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)
3.
Teori Geopolitik oleh frederich Ratzel
Suatu teori kebangsaan yang baru
mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi dengan bangsa yang dikembangkan
oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul “political Geographi ( 1987).
Teori tersebut menyatakan gahwa Negara adalah merupakan suatu orgaisme yang
hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup subur dan kuat maka memerlukan suatu
ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman disebut ‘Lebenstraum’. Paham
Negara Kebangsaan.
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Pertama
: zaman sriwijaya
Kedua
: zaman majapahit
Ketiga : pada giliran masyarakata
Indonesia membentuk suatu Nationaleestaat, atau suatu estat nationale, yaitu
suatu Negara kebangsaan Indonesian modern menurut susunan kekeluargaan berdasar
atas kebangsaan atas ketuhanan yang maha Esa serta kemanusiaan Negara
kebangsaaan pancasila
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
1.
Kesatuan sejarah
2.
Kesatuan nasib
3.
Kesatuan kebudayaan
4.
Kesatuan wilayah
5.
Keatuan asas kerokhanian
Memahami dan mengerti sejarah sangat
penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat mengambil hikmah (
pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi
sejarah pada mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada
masa kini dan esok. Dengan demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan
peradapan yang telah dipupuk melalui proses waktu yang lama akan tetap
terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke generasi berikutnya .
Suatu peradapan( kebudayaan ) tidak
lahir dengan sendirinya secara tiba – tiba, tetapi memerlukan waktu dan prses
tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta proses pengembangan kearah yang
semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani melalui pendidikan sejarah
bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada
hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan berfikir melalui
kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat membantu peserta didik
untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan , melainkan
perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi sejarah,
siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti
seseorang mendekati suatu misteri.
Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan
bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka
( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa serupa dengan cara
yang sama di masa mendatang.
UPAYA PEMBINAAN
KEBANGSAAN INDONESIA
Upaya yang dilaksanakan untuk memberikan
pemahaman tentang wawasan kebangsaan Indonesia terhadap seluruh komponen
bangsa.
Ditinjau dari format pendidikan. Dapat
dilakukan melalui jalur formal dan informal sebagai berikut :
1.
Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untukmenjaga
eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap
rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara
dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi
sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi melalui kurikulum
pendidikan nasional sebagai berikut :
·
Untuk tingkat pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan dan lagu-lagu nasional
serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai bendera negara
·
Untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar
(SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia, mengenal Pancasila sebagai Dasar
Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa Indonsia;
·
Untuk tingkat Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan pendidikan dasar yang sudah
diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan keutuhan
NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan pengkhianatan yang
dilakukan oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun kemungkinan adanya ancaman
yang datang dari luar;
·
Untuk tingkat Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA setingkat) melanjutkan pendidikan menengah pertama yang
sudah di terima di tingkat SMP secara aplikatif agar lebih menghayati arti
penting bela negara dan rasa cinta tanah air dalam rangka mempertahankan
keutuhan dan rasa persatuan kesatuan bangsa Indonesia melalui cara pandang yang
sama dalam wadah NKRI. Sehingga sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela
negara dalam kerangka pertahanan negara
·
Untuk tingkat Perguruan Tinggi,
membangun kesadaran dan kemampuan bela negara serta penanaman rasa bela negara
rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat lebih
aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih
kewiraan serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa;
·
Mengaktifkan kegiatan kepramukaan
sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu untuk menanamkan
semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda bangsa
disetiap strata pendidikan yang berbeda.
2.
Kedua, Secara informal
dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan pekerjaan, disamping pendidikan
formal yang diterima oleh generasi penerus bangsa disekolah maupun perguruan
tinggi, maka pendidikan bela negara juga dilaksanakan dilingkungan pemukiman
dan lingkungan pekerjaan, dilaksanakan dengan cara :
·
Mensosialisasikan Undang-Undang nomor 3
tahun 2002 tentang pertahanan negara dilingkungan pemukiman maupun pekerjaan
bahwa tugas-tugas pertahanan negara bukanlah tugas TNI semata tetapi menjadi
tanggung jawab seluruh komponen bangsa sesuai dengan bidangnya masing-masing,
sehingga masyarakat sebagai warga negara akan memahami dimana posisinya dalam
keikutsertaannya untuk melaksanakan pertahanan negara sebagai komponen cadangan
atau komponen pendukung;
·
Untuk menanam dan menumbuh-kembangkan
rasa bela negara dan rasa cinta tanah air dilaksanakan melalui kegiatan secara
aplikatif dalam keseharian di lingkungan pemukiman diantaranya melaksanakan
kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), kerja bhakti dan gotong
royong, pelatihan perlawanan rakyat (Wanra) dan keamanan rakyat (Kamra),
pengibaran bendera Merah putih pada hari-hari nasional dan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia;
·
Melaksanakan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara yang difasilitasi oleh pemerintah dengan mengikutsertakan kader-kader
dari daerah (mulai tingkat desa sampai tingkat propinsi); d) Untuk lingkungan
pekerjaan melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada setiap hari
Senin dan hari-hari Nasional maupun hari Kemerdekaan Indonesia serta ikut serta
dalam wadah pertahanan sipil (Hansip);
·
Peningkatan komunikasi yaitu dengan
melaksanakan kegiatan yang terkait dengan propaganda melalui media masa, koran,
televisi dan radio untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela negara
diseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Media yang digunakan tidak terbatas
milik pemerintah saja tetapi melibatkan seluruh media swasta yang beredar di
seluruh Indonesia, terutama yang mengarah kepada program cinta Indonesia.
3.
Ditinjau dari pembinaan aspek astagatra.
Astagatra yang terdiri dari tri gatra (geografi, demografi dan sumber kekayaan
alam) dan panca gatra (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan) adalah merupakan ciri wawasan nusantara dan ketahanan nasional bangsa
Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap
wawasan kebangsaan Indonesia dalam tinjauan aspek astagatra dilakukan melalui
cara sebagai berikut;
4.
Pembinaan dari tinjauan aspek geografi.
Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun
kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tunggal Ika-an guna menjaga
integritas NKRI. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan melalui upaya :
·
Bimbingan, pengarahan dan penyuluhan
tentang pentingnya letak geografi Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kepentingan pertahanan negara;
·
Pelatihan, melalui proyek percontohan
tentang pemanfaatan lahan pertanian dan budi daya laut serta manajemen
pemasaran dari hasil pertanian dan hasil laut agar memiliki nilai jual yang
bersaing untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat;
·
Pengawasan, dan pengendalian terhadap
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil dimaksud agar mencapai hasil serta
keuntungan yang diinginkan melalui penerapan sistem koperasi rakyat agar
terhindar dari sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab melalui upaya
penerapan sistem ijon;
·
Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung
jawab untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan
ke-Bhineka Tungga Ika-an guna mewujudkan ketahanan nasional dengan demikian
maka integritas NKRI akan terjamin kelangsungannya;
5.
Pembinaan dari tinjauan aspek demografi.
Menghapus pandangan minoritas terhadap kelompok etnis tertentu, guna
menghindari sentimen kedaerahan yang dapat memicu kebencian daerah terhadap
pusat sehingga perlu dilakukan tindakan yang seimbang untuk bersikap dalam
rangka menanamkan loyalitas vertikal, sebagai salah satu indikatornya adalah
adanya derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh pemerintah daerah
terhadap pemerintah pusat, dilakukan melalui upaya :
·
menanamkan loyalitas vertikal, yaitu
derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh: (1) Masyarakat terhadap
pemimpinan non-formal, terhadap elite politik dan terhadap pemerintah NKRI; (
2) Masyarakat terhadap hukum yang berlaku di wilayah NKRI; (3) Pemerintah
daerah terhadap pemerintah pusat; (4) Internal masyarakat yang saling
menghargai dalam berbagai keaneka ragaman yang ada terhadap pimpinan di
daerahnya.
·
Menanamkan loyalitas horizontal, yaitu
derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh : (1) Kelompok masyarkat
terhadap kelompok masyarakat lainnya;(2) Masyarakat terhadap kebudayaan (norma
dan tata nilai) dan hukum;(3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah daerah
lainnya. Melalui upaya pembinaan yang diharapkan maka prilaku yang bertentangan
dengan karakter masyarakat daerah konflik dapat ditangkal karena masyarakat
senantiasa mengutamakan kemaslahatan umat dengan memerangi segala macam bentuk
kemaksiatan dan kezaliman dengan lebih mengemukakan kebijakan. Pembinaan yang
dilaksanakan selama ini kepada penduduk di daerah konflik adalah meningkatkan
SDM masyarkat melalui jalur formal dan non formal serta menanamkan rasa
kebangsaan sebagai bagian dari bangsa ini agar terhindar dari pengaruh dan
propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, selanjutnya akan tertanam
rasa nasionalisme yang tinggi guna meningkatkan ketahanan nasional di daerah
konflik;
6.
Pembinaan dari tinjauan aspek sumber
kekayaan alam. Pengelolaan sumber kekayaan alam mampu memberikan dan membuka
lapangan kerja bagi penduduk di daerah, membatasi kesenjangan sosial yang ada
antara pusat dan daerah, pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama
diperuntukan bagi kepentingan masyarakat di daerah setempat, melibatkan
masyarakat setempat dalam upaya melestarikan dan menginfentarisir kekayaan
alam, perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan kekayaan alam menggunakan
manajemen yang transparan, sehingga di ketahui dengan jelas arah aliran
keuangan dari hasil pengelolaan tersebut, dilakukan melalui :
·
Pengelolaan sumber kekayaan alam
diarahkan untuk kepentingan peningkatan kesempatan dan peluang kerja penduduk
daerah,untuk mempersempit dan membatasi dan kesenjangan sosial yang ada antara
pusat dan daerah;
·
Sumber energi minyak dan gas bumi harus
dihemat, dan sedapat mungkin dilaksanakan kegiatan untuk mengembangkan sumber
energi terbaru agar ditemukan alternatif pengganti bahan baku yang tersedia;
·
Pengelolaan sumber kekayaan alam
prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat daerah secara adil
dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan rakyat Indonesia secara umum;
·
Seluruh komponen bangsa terutama yang
berdomisili di daerah ikut dlibatkan dalam upaya melestarikan dan
meginvetarisir serta Mengawasi kekayaan alam yang terkandung di daerah
tersebut;
·
Dilaksanakan rencana dan pelaksanaan
yang transparan dalam pengelolaan sumber kekayaan alam tersebut dan jelas arah
aliran keuangan dari hasil pengelolaannya;
7.
Pembinaan dari tinjauan aspek idiologi.
Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral Pancasila mulai dari usia dini,
pembangunan mental spiritual harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk
manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan Pancasila, dilakukan
melalui upaya:
·
Mengenalkan dan memberikan pendidikan
moral pancasila mulai usia dini serta memberikan suri tauladan kepada penduduk
tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
·
Pelaksanaan pembentukan fisik berupa
sarana dan prasarana serta pembangunan mental spritual harus dilaksanakan
secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya dalam
pengertian manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan pancasila;
·
Pancasila sebagai ideologi nasional
falsafah bangsa dan dasar negara RI harus terus diamalkan, secara realiti dalam
perbuatan sehari-hari dan pelaksanaannya mulai dari masin-masing individu dalam
lingkungan sosialnya (rumah sekolah, kantor dan lingkungan warga);
8.
Pembinaan dari tinjauan aspek politik.
Menjelaskan bahwa sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga
perbuatan yang dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku
berarti merupakan suatu indikasi melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan
sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang
mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar
menindas yang kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini
tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada
siapapun, dilakukan melalui upaya :
·
Menjelaskan bahwa dilakukan diluar
rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan upaya melawan hukum
dan harus dipertanggung jawabkan ;
·
Mencegah terjadinya diktator mayoritas
dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan yang kuat menginjak
yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh
dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun sebagai sesama warga negara
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimata hukum;
9.
Pembinaan dari tinjauan aspek ekonomi.
Dalam mewujudkan pemulihan ekonomi harus selalu berorientasi kepada ekonomi
rakyat dan bertumpu pada ekonomi pasar, senantiasa harus mengedepankan
pemberdayaan institusi fungsional dibidang ekonomi, misalnya mendorong
pengembangan industri strategis melalui program penelitian yang bersifat
kemitraaan dengan lembaga penelitian diberbagai perguruan tinggi maupun
industri strategis yang ada sehingga dapat menjawab desakan kebutuhan ekonomi
di daerah, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut pada
tingkat kebutuhan primer, dilakukan melalui:
·
Pemerintah pusat dan daerah mengutamakan
pemulihan kehidupan ekonomi rakyat melalui peningkatan sektor pertanian dan
perikanan sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia;
·
untuk meningkatkan aktivitas roda
perekonomian diperlukan pelibatan oleh unsur-unsur komponen bangsa sesuai
fungsi termasuk TNI diseluruh wilayah NKRI untuk memberikan rasa aman kepada
masyarakat dari kemungkinan adanya gangguan kaum kelompk separatis;
·
Pelibatan seluruh instansi dalam
pembinaan bidang tertentu yang saling berhubungan maupun mendukung peningkatan
bidang ekonomi ikut bertanggung jawab penuh untuk pencapaian sasaran yang
dituju sesuai dengan perencanaan pemerintah, dengan demikian kesenjangan
ekonomi dapat di minimalisasi untuk menghindari munculnya konflik sosial;
10. Pembinaan dari tinjauan aspek sosial budaya. Upaya ini perlu
diimplementasikan dalam sosial kultur kehidupan masyarakat didaerah setempat,
karena ikatan adat istiadat dijunjung tinggi sebagai nilai-nilai yang bermakna
dalam menentukan kehidupan masyarakat pada daerah daerah tertentu, diwujudkan
secara aplikatif untuk dapat menghargai pendapat dan sarana masukkan dari para
tokoh mayarakat bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun non
fisik (moral), dilakukan melalui upaya:
·
Mencegah dan membatasi masuknya budaya
asing yang dapat merusak budaya bangsa sendiri dan dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa;
·
Mengedepankan pemuka adat untuk ikut
berbicara dengan pemerintah dan kelompok separatis agar ada saling pengertian
tentang perbedaan pendapat yang terjadi untuk menjaga keutuhan NKRI yang telah
dibangun oleh para pejuang bangsa;
·
Menghargai dan saran masukkan dari para
tokoh masyarakat yang bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik
maupun moral;
·
Menghimbau para tokoh pemuda di seluruh
Indonesia agar ikut melestarikan kebudayaan daerah yang sarat dengan
nilai-nilai seni yang bernilai tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya sendiri
dan menegah masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan adat istiadat
sendiri sebagai salah satu alat perekat bangsa sehingga tidak terhapus oleh
budaya asing;
·
Menghidupkan dan menanamkan kembali
sikap dan budi pekerti yang baik dimulai dari sedini mungkin dari anak-anak
generasi penerus bangsa Indonesia dikenal dan menganal dirinya sebagai anak
Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Karena seakanakan budi pekerti ini hanya
dimiliki generasi terdahulu saja, sedangkan budi pekerti erat kaitannya dengan
etika maupun esthetica yang dimiliki oleh bangsa Indonesia oleh dahulu kala;
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat
manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia
memebentuk suatu bangsa karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu
dan makhluk social oleh karena itu deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan
pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa liberal. Upaya pembinaan kebangsaan
jika ditinjau dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan
informal sebagai berikut:
Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi,
untukmenjaga eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus
dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah /
Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi
melalui kurikulum pendidikan nasional.
Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan
pekerjaan, disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus
bangsa disekolah maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga
dilaksanakan dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan
SARAN
Bagi mahasiswa hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan wawasan kebangsaan adalah sebagai
berikut:
- Sederhananya,
melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh kampus menjadi suatu komunitas
generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi pilar penyebar semangat cinta
tanah air, berbudaya unggul, dan berprestasi secara akademik maupun secara
kemasyarakatan.
- Pelaksanaan karya
bakti untuk memajukan lingkungan sekitar yang sekiranya membutuhkan bantuan.
- Pelaksanaan makrab
(malam keakraban) yang mampu menjalin rasa persatuan yang kuat satu dengan yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ratihmahligai.wordpress.com/2009/10/04/peran-mahasiswa-dalam-meningkatkan-wawasan-kebangsaan/
Jawab pertanyaan
berikut : dalam bentuk tulisan bebas dengan judul sesuai pertanyaan.
1.
Apa faham kebangsaan, rasa kebangsaan,
dan semangat kebangsaan
Jawab
:
Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan
bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut
belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan
masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Rasa
Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan
bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju
cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa
kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai
peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi
yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena
kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Semangat Kebangsaan. Belum
terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau
sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada
sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena
pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan
keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda,
serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan
kebhinekaan sebagai dasarnya.
2.
Jelaskan pengertian wawasan kebangsaan
Jawab
:
Wawasan
Kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Dihadapkan kepada kondisi pemahaman kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka masalah pokok yang perlu dipecahkan bersama
adalah bagaimana membangun kesadaran dan kemampuan Bela Negara dikalangan
bangsa Indonesia sebagai dasar pemahaman wawasan nusantara
3.
Jelaskan pengertian wawasan nusantara
Jawab
:
Wawasan
Nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi,
social budaya, dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan republic Indonesia di atas kepentingan pribadi dan golongan.
4.
Peran apa yang dapat dilakukan mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa dalam menanggulangi kondisi negara yang
diperlukan saat ini?
Jawab
:
Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan
menggantikan kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan
mengembangkan Negara ini lebih maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan,
tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu potensi besar dalam keragaman kaum
muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila
mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan
wawasan tersebut.
5.
Pada akhir-akhir ini tindakan mahasiswa
dilingkungan kampus-kampus (demo anarkis,perkelahian,judi,narkoba dll) tertentu
cukup memperhatikan, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Tindakan
apa yang perlu untuk mengatasi hal-hal yang tidak semestinya
Jawab
:
Sebagai
mahasiswa,seharusnya mengesampingkan masalah pribadi atau kelompok. Seharusnya
kita harus mengedepankan kepentingan bersama. Pikiran positif harus diciptakan
semua pihak. Pikiran positif pihak mahasiswa harus diciptakan untuk menjadi
lebik bijak. Bahwa polisi adalah aparat yang tidak mementingkan kepentingan
politik, mereka hanya sekedar berorientasi melancarkan hambatan yang menganggu
keamanan dan ketertiban umum.
Mahasiswa juga harus
sadar bahwa polisi adalah profesional yang diciptakan untuk menghargai
simbol-simbol korpsnya secara mutlak. Simbol kebanggaan korps seperti bendera
atau markas harus dijaga dengan darah dan nyawa. Bila simbol kebanggan korps
seperti markas mereka diserang maka akan meningkatkan adrenalinnya untuk
melakukan tindakan yang diluar rasio akal sehat seorang sipil.
Demikian juga polisi
harus menyadari bahwa mahasiswa adalah seorang intelektual idealis dengan
tingkat emosi, rasio dan kebijakan yang belum matang. Bila simbol
kesetiakawanan dan perjuangan mereka terusik seperti penyerangan markas HMI
maka semua yang bernama mahasiswa di seluruh negeri pasti akan mendidih
darahnya. Sehingga apabila oknum mahasiswa dan oknum polisi melakukan hal itu,
semua harus menahan diri. Tindakan oknum mahasiswa menyerang pos polisi tidak
mewakili tindakan mahasiswa pada umumnya.
Selain itu,
pemerintah perlu melakukan upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan
dan persaudaraan yang berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) agar tumbuh pemahaman
demokrasi yang baik di tengah masyarakat. Dan dalam berdemokrasi masyarakat
harus memiliki sportivitas yaitu siap kalah dan siap menang. Bila hukum dan
keadilan benar-benar dilaksanakan secara jujur dan konsisten, maka gejolak di
tengah masyarakat akibat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi tidak akan terjadi.
Komentar
Posting Komentar