TUGAS 2 SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
Nama :
Agista Pratiwi
NPM :
10213325
Kelas : 3EA14
Ø PENGERTIAN
PEMBELI DAN PEMBELIAN
·
Pembeli
Pembeli
diambil dari istilah asing (Inggris) yaitu consumer, secara harfiah dalam
kamus-kamus pembeli diartikan sebagai seseorang atau sesuatu perusahaan yang
membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu, atau sesuatu atau
seseorang yang mengunakan suatu persediaan atau sejumlah barang. Ada juga yang
mengartikan pembeli adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa.
Konsumen atau pembeli dibedakan menjadi dua yaitu: konsumen sebagai orang alami
atau pribadi kodrati dan konsumen sebagai perusahan atau badan hukum pembedaan
ini penting untuk membedakan apakah konsumen tersebut menggunakan barang
tersebut untuk dirinya sendiri atau untuk tujuan komersial.
·
Pembelian
Pembelian adalah
Suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan
menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan
sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang
akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan
kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran
Ø FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh
faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang
paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk
paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang
lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.
Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para
anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan
sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status
sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan
primer yang paling berpengaruh.
Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan
orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
Contoh, seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan
status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak
keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota,
karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil
keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan
juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.
Faktor pribadi
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya
hidup pembeli.
Faktor Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran
luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi
berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses
keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar
dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi,
ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap rangsangan pemasaran.
Ø KEINGINAN
MEMBELI BARANG DENGAN KEBUTUHAN MEMBELI BARANG TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN
Apa yang Anda inginkan tidak selalu Anda butuhkan. Perbedaan
antara keinginan (wants) dan
kebutuhan (needs) penting untuk
dikenali agar kita tidak jatuh ke dalam hidup konsumtif dan suka membeli
sesuatu tanpa rencana (impulse
buying). Dalam kehidupan modern ini, seringkali batas antara keinginan
dan kebutuhan menjadi kabur. Berbagai iklan, informasi, rekomendasi dan
lain-lain mengubah cara pandang akan sesuatu. Hal yang tadinya dianggap
keinginan mewah, perlahan berubah menjadi keinginan yang wajar sampai akhirnya
berubah menjadi sebuah kebutuhan.Ketika ini terjadi, tak jarang kebutuhan yang
lebih utama dan penting malah mendapat prioritas belakangan.
Kebutuhan adalah fungsi dasar atas sesuatu yang secara
esensial diperlukan: makan untuk memenuhi nutrisi, tempat tinggal untuk
istirahat, transportasi untuk bekerja, pendidikan untuk masa depan anak dan
lain-lain.
Sedangkan keinginan adalah semua fungsi tambahan yang jika
tidak ada sebenarnya tidak mengganggu hidup Anda akan tetapi Anda mengharapkan
untuk bisa mendapatkan fungsi tambahan tersebut. Makanan yang mahal, rumah yang
besar dan mewah, mobil baru dan mengkilat, dan seterusnya. Keinginan seringkali
merupakan perwujudan untuk menegaskan status sosial seseorang sekaligus
membuktikan kepada orang lain bahwa dia mampu memilikinya.
Mengelola Keinginan
Ketika seseorang menginginkan sesuatu, seringkali aspek
emosional lebih mendominasi daripada aspek rasional. Bayangkan ketika Anda
berjalan-jalan ke mall kemudian melihat tas yang bagus. Anda sangat ingin
memilikinya karena tas tersebut akan match dengan gaya Anda sekaligus
dapat ditunjukkan kepada rekan-rekan waktu pertemuan bersama minggu depan.
Aspek emosional yang muncul adalah hasrat kuat untuk memiliki sehingga
seolah-olah menjadi kebutuhan.
Jika kita berhenti sejenak dan berpikir, maka Anda bisa
mempertimbangkan keputusan pembelian dengan lebih jernih. Anda akan berpikir
bahwa di rumah masih ada 3 tas bagus yang jarang dipakai. Tas yang baru dilihat
inipun mungkin hanya akan terpakai beberapa kali. Kalau dibeli, harganya cukup
mahal sementara kegunaannya terbatas. Untuk memenuhi gengsi mungkin terlihat
diperlukan tapi secara fungsi sebenarnya tidak ada yang berbeda.
Lantas, apakah setiap keinginan selalu tidak baik dan tidak
boleh dipenuhi? Jawabannya adalah tergantung kondisi dan kemampuan Anda saat
itu. Jika Anda memiliki banyak uang, membeli barang yang mahal dan memiliki
prestise tentu sah-sah saja asalkan bukan dengan niat menyombongkan diri.
Sebaliknya jika penghasilan Anda masih terbatas tapi memaksakan, maka di
sinilah letak permasalahannya. Orang yang memiliki uang banyak sekalipun bukan
berarti bisa memenuhi apa yang diinginkannya. Prinsip utama adalah pengendalian
diri, pengendalian keinginan, dan menilai secara bijak apa yang perlu dipenuhi
dan apa yang tidak. Dengan demikian Anda menjadi pengambil keputusan yang
bijaksana.
Tips Mengelola Keinginan dan
Kebutuhan
Berikut adalah tips sederhana yang dapat Anda pakai untuk
mengelola segala keinginan dan kebutuhan dengan lebih baik:
·
Susun segala kebutuhan Anda
·
Prioritaskan kebutuhan tersebut dan
pastikan terpenuhi lebih dahulu
· Tentukan beberapa hal yang menjadi
keinginan Anda
· Tanyakan kepada diri Anda seberapa
besar Anda membutuhkan dan mengharapkan keinginan-keinginan tadi dan buat skala
prioritas
· Jika Anda memiliki kelebihan dana,
silakan lihat daftar keinginan yang mungkin dipenuhi setelah memastikan
kebutuhan penting telah terpenuhi. Tanyakan pula pada diri Anda apakah
kelebihan dana tersebut pantas digunakan untuk memenuhi keinginan atau ada
tempat lain yang lebih membutuhkan dan lebih berhak atas kelebihan tersebut.
· Jika Anda tidak memiliki kelebihan
dana, hindari melihat benda-benda yang bisa menciptakan munculnya keinginan
karena akan menjadi obsesi.
· Jika Anda terlanjur tertarik dan
memiliki keinginan untuk membeli sesuatu, hindari untuk membeli langsung pada
saat itu. Netralkan emosi dan perasaan Anda dan biarkan aspek rasional Anda
mengimbangi. Nanti setelah pertimbangan Anda sudah lebih wajar dan adil, Anda
dapat memutuskan apakah barang yang menarik hati tadi perlu untuk dibeli atau
tidak.
Ø
STUDI
KASUS
Perkembangan telepon seluler
telah bertambah pesat di mana telah banyak orang telah memerlukan produk ini,
roduk ini menjadi produk yang sangat di perlukan menjadikan produk ini
berkembang pesat di pasaran. Produk telepon seluler telah memasuki kehidupan
masyarakat dan telah menjadi kebutuhan pokok. Bahkan telah menjangkau ke setiap
lapisan masyarakat. Hal tersebut mendorong pengusaha yang bergerak di bidang
telepon seluler untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan
produk telepon seluler tersebut. Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya
perusahaan yang memproduksi bahkan perusahaan elektronik yang dulunya tidak
memproduksi telpon seluler kini sudah memproduksi telepon seluler. Banyaknya
merek yang tersedia di pasar menjadikan persaingan yang ada sangat ketat di
antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi telepon seluler.
Pembelian telepon seluler oleh konsumen di lakukan dengan
terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian. Pada
tahap pengenalan kebutuhan sebagian besar konsumen menyatakan bahwa mempermudah
komunikasi merupakan motivasi atau alasan utama mereka dalam membeli telepon
seluler. Manfaat utama yang di cari sebagian besar konsumen pada saat membeli
telepon seluler adalah manfaat ( fungsional ) yaitu sebagai alat komunikasi
mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa kemana saja, setelah mengenali adanya
kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan melakukan tahap pencarian
informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa sumber informasi utamanya
adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan aspek yang paling di cari
dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur yang tersedia
dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi alternative yang
menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga lalu
mengidentifikasi telepon seluler yang berkualitas adalah dengan melihat fitur
yang ada. Setelah melakukan tahap evaluasi alternative, konsumen akan melakukan
proses pembelian.
Dari tahap pembelian yang telah di lakukan oleh konsumen
akhirnya sampai ke tahap evaluasi pascapembelian di mana konsumen akan
mengevaluasi apakah hasil yang di peroleh dari pembelian tersebut memuaskan
atau tidak. Dan perilaku konsumen tidak hanya berfokus pada atribut produk saja
akan tetapi masih banyak factor lainnya seperti segmen pasar yang di tuju,
lokasi atau factor budaya. Karena biasanya konsumen akan lebih memilih tempat
pembelian yang menjual produknya dengan kualitas yang terjamin, adapun
pembelian cara konsumen dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah
terencana di mana mereka akan menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon
seluler tersebut.
Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di lakukan dan
di perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal konsumen dan
berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk telepon
seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Oleh karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini, sebab dalam
proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan
terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di pengaruhi oleh
faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor tersebut harus di
perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan yaitu menjual
produknya kepada konsumen.
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar